Pages

Jumat, 27 Maret 2015

IMM : Wadah Mahasiswa Aktivis dan Akademis

     "Orang hebat itu harus berada di lingkungan orang-orang hebat," begitulah pesan dari Mujaid Kumkelo Wakil Rekor (WR) III bidang Kemahasiswaan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang atau yang biasa dipanggil pak Jaiz. Dialog pada malam hari itu (27/03) di kesekretariatan IMM Revivalis sebenarnya tujuan kedatangan beliau adalah memberikan surat pemberitahuan agar tidak melakukan arak-arakan seperti yang sudah-sudah untuk menyambut kakanda IMM yang wisuda esok hari, hal ini karena isu panas di kampus tentang Pemira (Pemilu Raya) yang baru saja selesai. Di lain sisi pak Jaiz memberikan sedikit arah dan motivasi mengenai arah gerak IMM, bahwa IMM harus tetap berada pada jalur dakwah yang digariskan oleh induk organisasi, yakni Muhammadiyah. Bukan
LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang dinaungi kepentingan-ketentingan politik beberapa orang, “Kalian nggak perlu ikut-ikutan OMEK lain dengan aksi-aksi yang memperburuk citra, citra kalian sudah terbentuk baik, tinggal mengenalkan lebih lanjut ke publik,” ujar pak Jaiz menggambarkan IMM di kampus UIN Maliki.
     Kader IMM harus menjadi mahasiswa yang bersifat aktivis, yakni mahasiswa yang mampu mengetahui lawan bicaranya sehingga mampu menempatkan diri dan menanggapi pemikiran-pemikiran dari lawan bicaranya. Selain itu kader IMM harus tetap menjadi mahasiswa yang berprestasi dibidang akademik, sehingga mempu memberikan gambaran bahwa IMM adalah wadah dari orang-orang yang intelek. Penjelasan pak Jaiz searah dengan salah satu Tri Kopetensi Dasar yang dimiliki IMM untuk mengantar kader-kadernya menjadi mahasiswa yang berprestasi. Pak Jaiz juga menawarkan untuk mengundang pak Imam Suprayogo manta rektor UIN Maliki sebelumnya untuk mengisi kajian sekedar untuk sharing dan memberikan motivasi dalam perkuliahan agar menjadi mahasiswa berprestasi.
     Selanjutnya pembahasan mengenai kendala yang dihadapi oleh IMM di UIN Maliki. Dari kendala yang dari dulu dikeluhkan masih sama yakni dari persoalan mabna, pak Jaiz bercerita bahwa dulu dari senior jika ada permohonan izin mabna sering datang untuk meminta tanda tangan surat permohonan izin mabna. Dari IMM ada ImmawanIrcham selaku ketua Korkom (Koordinator Komisariat) menanggapi bahwa memang ada niatan seperti itu namun karena saat ini komunikasi dengan beliau kurang sehingga sulit menghubungi beliau untuk meminta izin mabna.
     Dari pembicaraan malam itu ditutup dengan ajakan untuk IMM bersama dengan OMEK lain untuk membentuk forum bersama yang bisa mewadahi aspirasi mereka untuk diajukan ke pak rektor, tentu saja aspirasi-aspirasi yang nantinya diajukan adalah dengan tujuan membangun kampus bersama-sama agar tercipta citra baik dimasyarakat. [D.]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar